TEMPO.CO, Tangerang -Hadianti, 60 tahun istri almarhum Al-Munir Muchtar pembeli lelang kolam renang dan bangunan yang kini dikurung pagar kawat berduri mengatakan bersedih hati sejak akses jalan dimatikan oleh seseorang, buntut sengketa lahan.
Cucunya Apriliani, 5 tahun, tak mengaji lagi.
"Saya sedih cucu saya tidak bisa mengaji lagi. Keluarnya susah, apalagi pernah jatuh pas naik papan kayu melewati tembok itu. Tapi Allah Maha Tahu,"kata Hadianti berkaca-kaca saat ditemui Tempo di rumahnya jalan Kavling Brebes Tajur Ciledug Kota sekarang Ahad sore 14 Maret 2021.
Dalam keseharian Apriliani tampil ceria bersama adiknya, Dinda (2) dan kerabat seusianya yang datang pada akhir pekan itu. Mereka berlarian di halaman rumah berlantai keramik, bersepeda bolak-balik di depan bangunan dua tingkat. Pada lantai bawah difungsikan tempat tinggal sedang lantai atasnya untuk aktivitas olah tubuh seperti: gym, aerobik dan fitnes.
Cucu-cucu Hadianti sepertinya tak mengerti masalah yang mendera neneknya buntut sengketa lahan. Pada bangunan itu, Hadianti menetap berempat. Selain dua cucunya juga anak perempuan bernama Ana Melinda yang merupakan ibu si dua bocah itu.
Hadianti menyebutkan pemagaran durakon dua lapis itu dilakukan seseorang yang ia sebut bernama Ruli pada 2019, itu terjadi sebelum suaminya Al-Munir Muchtar meninggal pada 22 Desember 2020.
Selang dua bulan kemudian pada Februari 2021 terjadi banjir hingga setinggi dada orang dewasa.
"Air masuk rumah, airnya memang tidak kotor. Pagar tembok roboh. Orang itu bawa golok todong saya. Traumatik itu sampai sekarang, karena saya penderita jantung," kata Hadianti.
Tentang ancaman senjata tajam itu seseorang bernama Ruli yang belakangan diketahui bernama lengkap Asrul Burhan saat dikonfirmasi Tempo tidak menanggapi.